Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menggelar seni baca puisi bersama seluruh civitas akademika yang dikemas dalam UIISorenyastra pada Kamis, 29 Agustus 2024 sore pukul 16.00 WIB hingga berakhir pada pukul 17.10 WIB. Acara diselenggarakan di halaman Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia tepatnya selasar utara gedung Mohammad Hatta. Sebagai salah satu upaya menunjukkan rasa keprihatinan dan refleksi Universitas Islam Indonesia terhadap makna kemerdekaan. Tema “Sudahkah Kita Merdeka” diajukan untuk memicu kegelisahan atas kondisi Indonesia hari ini. “Orang Perancis mengatakan bahwa cinta adalah anak kandung kemerdekaan. Tanpa cinta, tidak mungkin ada kemerdekaan. Ketika seseorang didominasi oleh orang lain, maka kemerdekaan dipertanyakan. Hubungan rakyat dan negara pun demikian. Ketika yang muncul adalah tirani maka kemerdekaan dipertanyakan”, ungkap Rektor UII, Fathul Wahid saat membuka acara.
Terdapat 17 penampil puisi yang mewakili beragam elemen di UII; dosen, tenaga kependidikan, dan alumni. UIISorenyastra #4 kali ini menjadi spesial karena berbarengan dengan pameran ‘Belajar dari Mangunwijaya’ yang merupakan kelanjutan dari pameran bertema sama hasil kerjasama Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia (UII) dengan penggagas dan kurator platform internasional dari Jerman “Encounters with Southeast Asian Modernism”, Sally Below, urbanis, dan Moritz Henning, arsitek, dengan dukungan dari Kantor Luar Negeri Republik Federal Jerman. Mangunwijaya dikenal sebagai pelopor dalam arsitektur kolaboratif dan berkelanjutan yang bisa kita pelajari gagasan-gagasannya untuk menilik relevansi dengan perkembangan arsitektur di Indonesia hari ini.
Selaras dengan apa yang ditorehkan dalam karya lukisan Fathul sore itu, dalam sambutannya ia menyampaikan, bahwa tema yang diusung UIISorenyastra kali ini mengajak kita semua untuk bisa merdeka.
“Merdeka dari siapa? Merdeka dari ‘mereka’. Siapa mereka? Kebodohan dan pembodohan. Siapa mereka? Kemiskinan yang diturunkan. Siapa mereka? Pejabat yang lupa mandat rakyat. Siapa mereka? Pejabat yang lupa misi besar bangsa untuk Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Jadi kita harus merdeka dari mereka!”, seru Fathul Wahid.
Kontributor: Marni Utami