Sleman, 02 September 2025 – Seminar Nasional bertajuk “Etika Kecerdasan Buatan di Perguruan Tinggi: Peran Strategis Perpustakaan dalam Membangun Budaya Akademik yang Berintegritas” sukses diselenggarakan di Ruang Teatrikal Lantai 1 Gedung Kuliah Umum Prof. Sardjito, Universitas Islam Indonesia atas kerja sama Direktorat Perpustakaan UII dan FPPTI-DIY. Kegiatan ini dihadiri oleh 102 peserta dari berbagai institusi yang berasal dari sejumlah daerah antara lain DIY, Jawa Timur, Lampung, Sumbawa, dan Jakarta.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran terhadap pemanfaatan Akal Imitasi (AI) dalam lingkup perguruan tinggi dan peran strategis yang dimiliki perpustakaan dalam dinamika penggunaan etis AI hari ini. “Kecerdasan buatan menawarkan beragam peluang, namun juga menyimpan tantangannya tersediri. Seminar ini menjadi ruang penting untuk mendiskusikan dan menerka peran kita.” Ungkap Direktur Perpustakaan UII, Muhammad Jamil, dalam sambutannya. Selain seminar, kegiatan ini juga merupakan momen pengumuman pemenang lomba IALA (Indonesian Academic Librarian Award) dan ALIA (Academic Library Innovation Award) 2025.
Pengumuman Pemenang Lomba IALA dan ALIA 2025
Sri Astuti mewakili ketua FPPTI-DIY menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah berpartisipasi dalam IALA-ALIA DIY 2025 juga kepada UII yang telah bekerja sama sebagai tuan rumah. Keenam finalis pada masing-masing kategori telah mempresentasikan karyanya di UIN Sunan Kalijaga pada Selasa 26 Agustus 2025. Nantinya pemenang pertama tiap kategori akan menjadi perwakilan FPPTI-DIY untuk lomba di tingkat nasional. Thoriq Tri Prabowo mewakili dewan juri membacakan daftar pemenang Lomba IALA dan ALIA 2025 sebagai berikut:
IALA 2025
Terbaik 1 – Teguh Prasetyo Utomo, S.I.Pust (UII)
Terbaik 2 – Muhammad Jubaidi, M.A. (UMY)
Terbaik 3 – Desy Natalia Anggorowati, S.IP., M.A. (UGM)
ALIA 2025
Terbaik 1 – Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Terbaik 2 – Perpustakaan dan Arsip Universitas Gadjah Mada
Terbaik 3 – Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga
Sesi Seminar
Acara dilanjutkan dengan sesi Keynote Speech yang disampaikan oleh Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si selaku Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik dan Riset UII. Dalam pemaparannya, Prof. Jaka menekankan bahwa pendidikan tidak akan terlepas dari tujuan utamanya yaitu iman dan taqwa. Menurutnya, salah satu cerminan akhlak adalah integritas, dalam hal ini pustakawan menjadi bagian utama untuk mewujudkan integritas akademik, maka adaptasi terhadap pengembangan dan penggunaan AI jelas menjadi sesuatu yang penting. “IPTEK menjadikan hidup lebih mudah. Seni menjadikan hidup lebih indah. Agama menjadikan hidup lebih berkah, dan Etika menjadikan hidup lebih mulia” pungkas Prof. Jaka.
Selanjutnya, acara seminar menghadirkan dua pembicara lainnya yakni Ismail Fahmi, Ph.D dari Media Kernel Indonesia dan Thoriq Tri Prabowo, M.IP., Ph.D. selaku Dosen Ilmu Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga.
Ismail Fahmi menyinggung peran strategis pustakawan yang telah bergeser dari penjaga buku menjadi guardian of value. Terlebih, keberadaan AI membuka peluang sekaligus ancaman. Dalam hal ini, strategi implementasi etika AI tidak hanya berhenti di level individu. Fahmi mendorong agar para pengambil kebijakan di tingkat institusi maupun perpustakaan menyusun pedoman penggunaan AI untuk dijadikan sebagai common guidelines. “Etika adalah kompas, AI hanyalah alat.” tutup Fahmi.
Sementara itu, pembicara kedua, Thoriq Tri Prabowo memaparkan sisi gelap AI yang dapat menurunkan sensitivitas otak apabila terlalu menjadikan AI sebagai first brain. Oleh karena itu, adanya AI juga harus diimbangi dengan digital well-being. Thoriq juga mengadvokasi untuk tetap menggunakan otak sebagai alat kerja utama. Sebab, semakin jarang digunakan maka akan semakin kehilangan fungsinya. “Gunakan AI sebagai tools, karena AI bukanlah musuh.” ujar Thoriq.
Dalam penutupannya, Hana Isnaini Al Husna selaku moderator menggarisbawahi bahwa kemunculan AI membuat kita harus memanfaatkan teknologi secara bertanggung jawab. Artinya, AI boleh digunakan sebagai penunjang kerja dengan tetap mengedepankan etika. Acara seminar ditutup dengan penyerahan cinderamata.
Kontributor: Husna Amalina Sholihah
Editor: Akmal Faradise