Workshop Public Speaking bagi Pustakawan & Pegawai Direktorat Perpustakaan UII
Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Chapman University, di tahun 2016, ada sebanyak 25.9% warga Amerika yang memiliki ketakutan terhadap Public Speaking. Hanya ada 22,2% takut terhadap banjir bandang dan 21,8% orang yang takut akan badai musim dingin. Coba perhatikan, public speaking bahkan lebih menakutkan bagi sebagian orang jika dibandingkan dengan banjir bandang dan badai ya ng jelas-jelas memiliki potensi kematian yang besar. Lebih uniknya lagi, jumlah orang yang takut jika dirinya ada dalam Sakaratul Maut alias sekarat hanya ada 19%. Ditambah lagi, hanya ada 17,5% orang yang takut jika dirinya dibunuh oleh orang yang dia kenal. (sumber http://www.aditriasmara.com/2017/04/)
Deskripsi pada paragrap di atas senada dengan informasi yang diberikan oleh narasumber sewaktu mengawali presentasinya, bahwa “menurut hasil survey di Amerika ketakutan orang terhadap public speaking lebih besar apabila dibandingkan dengan kematian” demikian disampaikan oleh Hangga Fathana, SIP.,B.Int.,St.,MA narasumber tunggal dalam acara Workshop Public Speaking bagi Pustakawan & Pegawai Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII). Diselenggarakan pada Sabtu 14 Juli 2018, bertempat di ruang Audio Visual lantai II Direktorat Perpustakaan UII pukul 08.30 s.d. 12.00 WIB dan dihadiri oleh segenap Pustakawan dan pegawai Perpustakaan di seluruh UII, terdaftar sebagai peserta 42 orang sementara yang hadir 30 orang.
Melihat hasil survey di Amerika tersebut memotivasi panitia dan peserta untuk dapat mengadakan workshop public speaking agar dapat menambah wawasan ilmu dan keterampilan Public Speaking, untuk menjawab tantangan hasil survey tersebut, bahwa Public Speaking bukan hal yang menakutkan.
Agenda workshop dibagi dua, sesi I presentasi tentang wawasan pengetahuan teori dan trik-trik public speaking yang penting untuk diketahui dan dikuasai oleh peserta. Sesi II praktek public speaking secara berkelompok dipandu oleh narasumber. Namun dalam pelaksanaan acara workshop dikombinasikan antara teori dan praktek di kedua sesi tersebut sehingga semakin menarik peserta dalam mengikuti workshop public speaking. Praktek public speaking dikemas dalam bentuk game yaitu memilih gambar dan masing-masing peserta wajib memberi alasan kenapa memilih gambar tersebut untuk diceritakan di depan peserta workshop secara bergantian. Sedangkan game kedua melempar bola bagi peserta yang mendapat bola harus menjawab pertanyaan dari peserta yang mengumpan bola, menjadi menarik karena pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan pekerjaan, pelayanan dan sarana di Direktorat Perpustakaan UII.
Dalam sambutannya Direktur Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Joko Sugeng Prianto, SIP., M.Hum., menyampaikan bahwa tujuan workshop ini untuk meningkatkan ketrampilan pustakawan dan pegawai Direktorat Perpustakaan UII yaitu keterampilan berkomunikasi khususnya public speaking (berbicara di depan umum), hal tersebut penting dikuasai oleh pustakawan & pegawai Direktorat Perpustakaan UII untuk meningkatkan pelayanan kepada pemustaka. Bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan baik kepada pemustaka, agar informasi yang diberikan dapat dipahami oleh pemustaka. Ada beberapa kegiatan kepustakawanan yang sudah dilakukan dan membutuhkan kemampuan public speaking antara lain Literasi Informasi, ceramah keagamaan (dakwah Islamiyah), lomba-lomba pustakawan berprestasi, presentasi call for paper, menjadi tutor Universitas Terbuka (UT), sebagai narasumber pelatihan pusdokinfo, dsb.
Banyak ilmu dan trik-trik praktis untuk menerapkan public speaking diberikan oleh narasumber Hangga Fathana SIP.,B.Int.,St.,MA, antara lain: untuk menjadi pembicara yang baik jangan takut salah ketika melakukan public speaking; dalam berbicara/ berpidato harus melihat kondisi audiens apakah harus pidato panjang lebar atau perlu dipersingkat; dalam public speaking penampilan yang rapi dan percaya diri itu penting agar dapat tampil dengan optimal; dapat memanfaatkan gawai (HP) yang dimiliki untuk belatih public speaking dengan fitur-fitur video, camera, perekam suara, dsb.; waktu presentasi agar menarik dapat menggunakan bantuan visual (gambar, video) dan alat peraga lainnya; agar diksi (pilihan kata) sewaktu melakukan public speaking menjadi baik harus rajin membaca dan dapat juga dengan 3 N: niteni, niroke, dan nambahi (memperhatikan, menirukan dan mengembangkan) dari sang idola; mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan dari audiens; berbicara dengan hati; audiens membutuhkan bantuan informasi dari kita, dan audiens menginginkan kita sukses dalam public speaking. Dan masih banyak lagi informasi yang diberikan oleh narasumber untuk memotivasi peserta berlatih public speaking. Yel-yel untuk motivasi peserta sering berkumandang dipimpin oleh narasumber dan moderator workshop: “Pustakawan UII pasti bisa! Pustakawan UII luar biasa!” (Joko Sugeng Prianto/ Direktorat Perpustakaan UII).
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!