Sleman, 24 Juni 2025 

Library Lite Perpustakaan Universitas Islam Indonesia Kembali hadir pada bulan Juni 2025 secara daring via zoom meeting. Library Lite kali ini diisi oleh Bambang Hermawan selaku penceramah dan Ahmad Sofyan Hadi selaku pemateri.  

Materi ceramah Bambang Hermawan kali berkaitan dengan keniscayaan manusia atas ujian. Setiap manusia tidak pernah terlewat dari ujian selama hidupnya. Hal tersebut sesuai dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah: 155-156 tentang cobaan atau ujian yang akan dihadapi oleh manusia dan bagaimana sikap orang yang sabar dalam menghadapinya, yaitu dengan mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali). 

Bambang menyampaikan dalam tausyiahnya, kita harus tetap sabar dan tawakal karena Allah menjanjikan semua muslim dan mukmin yang mengucapkan Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un ketika mendapat ujian atau musibah, insyaAllah kelak akan diberikan surga-Nya. Kita juga haru meyakini bahwa Allah tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan dari hamba-Nya.  

Apabila kita mendapatkan ujian, kita sebaiknya introspeksi diri dari kesalahan/kelalaian kita sesuai dalam Al-Quran Surat As-Syura: 30 “Musibah apapun yg menimpa kamu adalah kerena perbuatanmu sendiri”. Pada surat tersebut terdapat dorongan pada kita untuk senantiasa introskpeksi diri dan memohon ampunan Allah serta mengucapkan istighfar sebagai sarana mendapatkan rahmat dan keberkahan.  

Selain itu, Bambang menambahkan apabila kita mendapat ujian, kita sebaiknya husnudzon, berpikir positif pada apa yang telah kita perbuat. Apabila mendapat kesenangan kita bersyukur, apabila kesusahan kita bersabar.  

Sesi Selanjutnya, Ahmad Sofyan Hadi menyampaikan materi tentang Public Speaking. Sofyan menyampaikan bahwa public speaking sangat penting dan tidak terhindarkan karena di mana pun pasti digunakan. Oleh karena itu, sangat penting untuk belajar public speaking yang baik.  

Public Speaking secara umum ialah berbicara di depan umum. Bagi sebagian orang berhadapan dengan orang banyak kadang menimbulkan kendala. Sofyan memaparkan beberapa rasa takut dalam public speaking seperti: grogi, deg-degan, khawatir, takut, takut dinilai oleh audience, dan takut gagal. Terdapat beberapa upaya untuk mengatasi beberapa hal tersebut seperti:  

1. Mindset harus diubah  

Mindset kita harus positif agar dapat berbicara dengan lancar dan baik. Kita harus menganggap audience menghargai dan respect terhadap kita. 

2. Melakukan kesalahan itu wajar 

Semua orang bisa salah dalam berbicara di depan umum dan harus kita terima agar selanjutnya dapat dilakukan evaluasi. 

3. Sedikit gugup itu perlu 

Gugup perlu untuk mengerem kepercayaan diri kita yang berlebihan agar kita dapat fokus kembali 

4. Persiapan yang matang 

Persiapan matang sangat penting dan dapat menurunkan rasa ketakutan kita ketika berbicara di depan umum.  

5. Perbanyak Latihan 

6. Warning Up/pemanasan 

Penting sekali melakukan pemanasan berkaitan dengan intonasi dan artikulasi agar tidak tercekik saat berbicara di depan umum 

Selanjutnya Sofyan juga menambahkan lebih rinci terkait persiapan yang harus dilakukan sebelum berbicara di depan umum, teknik berbicara, dan cara mengatasi ketika melakukan kesalahan atau terjadi masalah ketika berbicara di depan umum serta bagaimana cara menjawab pertanyaan dengan baik.  

Demikian yang Sofyan sampaikan terkait dengan public speaking, harapannya bahwa semua tendik di lingkungan Perpustakaan UII dapat belajar speaking skills sehingga meningkatnya kedekatan di antara semua tendik, chemistry semakin terhubung, menumbuhkan empati dan kenyamanan bekerja. 

Kontributor: Rizki Nurfiani Iksanti 

Editor: Akmal Faradise 

Sleman, 6 Mei 2025

“Peran istri dalam bahtera rumah tangga bukanlah sekedar pelengkap, melainkan sosok penentu arah yang bijak dalam mendukung visi keluarga,” demikian ungkap Winarno Budi Setyawan pada kultum Library Lite edisi Mei 2025 pada Selasa, 6 Mei. Disampaikan oleh Winarno tanggung jawab suami sebagai seorang nahkoda rumah tangga yakni; menjadi teladan dalam akhlak dan ibadah, memberi nafkah yang halal dan cukup, mendidik istri dan anak serta selalu siaga melindungi dan menjaga keluarganya. Selaras dengan sebuah hadist yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Suami adalah pemimpin bagi keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. ”

Sesi berikutnya Nurul Khotimah mengulas mengenai rencana penyediaan layanan disabilitas khususnya di Fakultas Hukum. Ada lembaga dan beberapa kampus yang dapat dijadikan referensi mengenai layanan ini yaitu lembaga Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumber Daya Masyarakat Solo, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UINSK). Layanan disabilitas sangat penting untuk memenuhi hak-hak rekan disabilitas dalam pengembangan literasi. Selain itu, layanan disabilitas merupakan salah satu pendukung akreditasi perpustakaan yang notabene akan dilaksanakan pula di Fakultas Hukum pada 2027 mendatang.

Layanan disabilitas di perpustakaan memerlukan beberapa hal untuk membuat perpustakaan menjadi tempat yang ramah bagi penyandang disabilitas. Sarana dan prasarana yang harus disediakan minimal ramp, papan informasi dan ruangan yang aksesibel agar pemustaka merasa aman dan nyaman ketika belajar. Perpustakaan ramah penyandang disabilitas hendaknya menyediakan beberapa fasilitas: a). Buku atau koleksi dengan huruf braille untuk tunanetra, b). Perangkat komputer yang memiliki aplikasi pembaca layar yang dapat digunakan untuk mengakses buku melalui rekaman atau buku teks lainnya, c). E-PUB (Buku Digital) digunakan untuk mengakses buku melalui smartphone, d). sistem peminjaman online untuk memudahkan pemustaka tanpa harus datang ke perpustakaan, dan e). ketersediaan pendamping yang terampil dan responsif, untuk membantu pemustaka disabilitas dalam memanfaatkan fasilitas yang disediakan. ‘‘Layanan dan fasilitas ini sekaligus dapat menjadi masukan untuk Perpustakaan Fakultas Hukum khususnya dan Direktorat Perpustakaan UII untuk dapat mewujudkan perpustakaan yang ramah bagi rekan pemustaka penyandang disabilitas‘‘ tegas Nurul.

Kewajiban perpustakaan untuk berperilaku adil dan tidak diskriminatif diatur dalam PP No. 24 Tahun 2014 tentang pelaksanaan UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Terpenuhinya hak-hak rekan penyandang disabilitas dalam mengembangkan literasinya akan sangat mendukung terwujudnya Indonesia yang inklusif.

Kontributor: Marni Utami
Editor: Akmal Faradise

Sleman, 20 Maret 2025

Bulan Ramadhan tak mengurangi produktivas keluarga Perpustakaan Universitas Islam Indonesia dengan tetap berlangsungnya acara Library Lite. Penceramah kali ini diisi oleh Hana Isnaini Al Husna dan pemateri Akmal Faradise. Dalam pengantarnya, Hana menuturkan bahwa pustakawan mempunyai hubungan erat dengan lintas generasi mulai dari generasi kolonial, generasi milenial, Gen Z hingga Gen Alpha. Kelompok Gen Z cenderung familiar dengan istilah-istilah kekinian seperti “FOMO, JOMO, FOBO, YOLO”. Hana mengaitkan istilah gaul tersebut dalam ceramahnya yang bertajuk “FOMO, JOMO, FOBO, YOLO: Jalan Menuju Ridha Allah atau Sekadar Tren?”.

FOMO (Fear of Missing Out) merupakan rasa takut ketinggalan informasi, tren, atau aktivitas yang dilakukan orang lain sehingga senantiasa bergantung terhadap gadget. Adapun JOMO (Joy of Missing Out) adalah kesenangan menikmati momen tanpa merasa harus selalu mengikuti arus dunia luar. FOBO (Fear of Better Options) ialah ketakutan memilih karena khawatir ada opsi yang lebih baik. YOLO (You Only Live Once) bermakna hidup hanya sekali. Konsep FOMO, JOMO, FOBO, YOLO dapat ditarik dalam perspektif Islam.

Islam sangat menekankan keseimbangan kehidupan dunia maupun akhirat terutama ketenangan hati. FOMO dalam pandangan Islam dapat berdampak buruk jika terlalu berlebihan, khususnya jika membuat seseorang menjadi iri dan kurang bersyukur. Padahal Islam mengajarkan qana’ah dan tawakkal agar manusia senantiasa merasa cukup sebab setiap rezeki dan kesempatan sudah ditakar oleh Allah SWT. Sedangkan JOMO ialah kebalikan FOMO. Islam sangat mendukung sikap menjauhi maksiat dan hal-hal tidak bermanfaat atau lebih sering disebut Zuhud. Penerapan JOMO dapat membantu seseorang lebih fokus ibadah dan membuat hidupnya lebih tenang.

Sementara FOBO terjadi ketika seseorang banyak mempertimbangkan pilihan sehingga sulit mangambil keputusan. Islam menawarkan sholat istikhoroh untuk memohon petunjuk sebagai jalan keluar kebimbangan. Adapun YOLO seringkali menjadi alasan untuk menikmati hidup tanpa batas dan mengesampingkan konsekuensi jangka panjang. Islam tak membatasi umatnya untuk bahagia, tetapi satu yang perlu diingat adalah setiap perbuatan akan dimintai pertanggungjawabannya sebagai yang termaktub dalam QS. Al-Qasas: 77.

Memasuki sesi berikutnya, Akmal memberikan tutorial mengakses berbagai e-resources yang dilanggan oleh Perpustakaan UII antara lain yakni Science Direct, Ebsco, Jstor, dan Emerald. Tujuannya untuk mengenalkan bermacam commercial database agar para Pustakawan familiar sehingga mampu mengedukasi para pemustaka terkait berbagai e-resources yang dilanggan. Pada dasarnya setiap database mempunyai User Interface (UI) yang sama. Banyaknya hasil pencarian yang muncul saat mengakses database, mendorong adanya proses filtering agar mendapatkan sumber data yang relevan dengan kebutuhan. Selain e-resources berbentuk database, Perpustakaan UII juga menyediakan IG Library untuk pencarian e-book dan RapidILL guna menjembatani peminjaman antar perpustakaan internasional.

Kontributor: Husna Amalina Sholihah

Sleman, Rabu, 26 Februari 2025

Sedekah merupakan amalan yang Allah sebutkan berulang kali dalam Al-Qur’an. Amalan ini tergolong sederhana namun sangat menguntungkan. Hal ini karena Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda, bagi mereka yang melakukannya dengan keikhlasan. Disebutkan dalam QS. Al-Baqarah 261 bahwa orang yang bersedekah di jalan Allah sebagaimana orang yang menabur sebiji benih namun dapat menumbuhkan 7 tangkai dengan 100 biji pada setiap tangkainya. Sedekah tidak hanya meliputi hal-hal materiel seperti harta atau makanan, namun juga meliputi hal-hal non materiel seperti senyuman, bantuan terhadap orang lain, dan perbuatan kebaikan lainnya. Demikian pemaparan Marni Utami dalam kultum berjudul “Sedekah: Investasi Akhirat yang Menguntungkan” pada Library Lite edisi Februari 2025.

Berdasarkan berbagai hadits dari Rasulullah SAW. sedekah memiliki beragam keistimewaan seperti melepaskan seseorang dari bencana, membantu menguatkan tali persaudaraan, menambah keberkahan umur, hingga dapat menjadi syafa’at di akhirat. Dalam tausiyahnya, Marni memberikan pengingat mengenai etika serta adab bersedekah meliputi keikhlasan hati, menjaga kerahasiaan sedekah, menghormati penerimanya, dan memilih penerima yang layak sehingga sedekah yang diberikan dapat membawa maslahat. Sedekah tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan, namun juga mampu meningkatkan ketenangan hati.

Sesi materi disampaikan oleh Arif Cahyo Bachtiar. Pada kesempatan kali ini, Arif mengangkat tema “Transformasi Perpustakaan dan Optimalisasi Sumber Informasi di Era Digital”. Dahulu, perpustakaan merupakan sarana penyimpanan buku. Namun hari ini, perpustakaan telah memiliki orientasi baru. Perpustakaan tidak lagi berfokus menyediakan koleksi fisik, tapi juga koleksi digital. Selain itu, fungsi perpustakaan sebagai tempat mencari referensi, di era digital ini mengalami pergeseran menjadi tempat belajar sehingga setiap perpustakaan perlu mengakomodasi kenyamanan pengunjung. Harapannya, walaupun berbagai kafe menjamur di luar sana, perpustakaan tetap eksis menjadi pilihan utama mahasiswa untuk belajar.

Pemanfaatan teknologi informasi (otomatisasi) dalam pengelolaan perpustakaan, menjadi daya dukung untuk memberikan pelayanan yang prima. Selain meringankan beban kerja staf, otomatisasi membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi pelayanan, dan secara umum akan memberikan user experience yang lebih baik. Arif menyampaikan bahwa beberapa layanan yang telah diimplementasikan di lingkungan Direktorat Perpustakaan UII merupakan bentuk otomatisasi hingga transformasi layanan perpustakaan. Layanan tersebut di antaranya adalah katalog online atau OPAC, layanan koleksi digital yang dapat diakses melalui library.uii.ac.id, layanan pencarian terintegrasi melalui library.uii.ac.id/osr, layanan penyediaan artikel dan book chapter digital melalui RapidILL, dan layanan penyediaan data melalui OSIRIS dan BankFocus di lingkungan Perpustakaan Fakultas Bisnis dan Ekonomika.

Arif juga mengingatkan kembali pada seluruh pustakawan serta tenaga administrasi yang hadir, mengenai berbagai portal sumber informasi yang telah dimiliki Direktorat Perpustakaan UII. Untuk menjawab kebutuhan terkait pencarian buku cetak, civitas academica dapat diarahkan untuk mengunjungi simpus.uii.ac.id atau portal pustaka.uii.ac.id. Akses terhadap buku digital melalui laman digital-library.uii.ac.id. Koleksi terbitan civitas academica seperti tugas akhir melalui repository yaitu dspace.uii.ac.id. Guna melengkapi referensi terkini bagi civitas academica, terdapat 2 macam koleksi jurnal yakni jurnal terbitan UII (journal.uii.ac.id) dan koleksi E-Book dan E-Journal yang UII langgan. Pada 2025 ini, Direktorat Perpustakaan UII juga telah melanggan layanan peminjaman antar perpustakaan dalam lingkup internasional atau interlibrary loan yang dapat diakses melalui uii.id/InterLibraryLoan dan layanan indeksasi jurnal internasional Scopus guna mengakomodir kelengkapan referensi dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Semua jenis sumber informasi tersebut telah terangkum dalam laman website perpustakaan (library.uii.ac.id).

Berbagai peluang pengembangan individu pustakawan dan tenaga administrasi, hingga peluang pengembangan Perpustakaan baik di lingkup fakultas maupun pusat menjadi topik diskusi yang menarik dalam Library Lite edisi Februari kali ini. Dari berbagai diskusi yang ada, berbagai pengembangan yang telah masing-masing perpustakaan lakukan dapat diketahui dan menjadi peluang lahirnya kolaborasi di masa mendatang.

Kontributor: Mufida Nur Arifah

Sleman, 30 Januari 2025

Mengawali awal tahun 2025, Direktorat Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengadakan kegiatan rutin setiap bulan yang biasa disebut dengan “Library Lite”. Library Lite dilakukan secara daring via zoom meeting. Pengisi acara Library Lite kali ini adalah Widiyanto selaku penceramah dan Muhammad Jamil selaku pemateri. 

Widiyanto menyampaikan ceramah berjudul “Pentingnya Menjaga Silaturahmi”. Dalam Islam, silaturahmi mengacu pada hubungan kasih sayang dan persaudaraan antar sesama manusia. Hal tersebut sesuai firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Hujurat: 10 bahwa “sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah agar mendapat rahmat”. Mencintai antar saudara satu dengan lainnya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Mencintai sesama umat muslim dapat diartikan saling menghormati, menyayangi dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. Widiyanto juga menyampaikan berbagai contoh implementasi silaturahmi dalam kehidupan sehari-hari meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kerja.

Seringkali kita merasa canggung dalam menjaga silaturahmi dengan orang lain. Widiyanto mengajak kita untuk memulai dengan langkah sederhana yaitu menyapa dan tersenyum ketika bertemu dengan orang lain. Langkah sederhana tersebut memiliki peran penting dalam menjaga silaturahmi dengan sesama agar mendapat berbagai kebaikan dan menciptakan kehidupan yang harmonis. Widiyanto menambahkan, jangan hanya menjadi saudara dalam nama tetapi jadilah saudara dalam perbuatan dan sikap yang baik.

Sesi selanjutnya, Muhammad Jamil menyampaikan materi terkait Akreditasi Perpustakaan. Jamil menyampaikan bahwa Direktorat Perpustakaan UII akan melakukan re-akreditasi yang kemungkinan dilaksanakan pada bulan Desember akhir tahun ini. Akreditasi menjadi hal yang penting dilaksanakan untuk menunjukkan kegiatan yang sudah dilakukan di perpustakaan sudah memenuhi standar nasional atau belum. Jamil menambahkan, untuk persiapan akan dilaksanakan dengan melakukan pendaftaran re-akreditasi pada bulan Mei atau Juni.

Selanjutnya, Jamil menyampaikan bahwa dalam mempersiapkan akreditasi harus melakukan studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur dilakukan dengan memahami Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pedoman Akreditasi Perpustakaan, Nomor 303 Tahun 2022 tentang Instrumen Akreditasi Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Nomor 5 Tahun 2024 tentang Standar Nasional Perpustakaan Perguruan Tinggi. Studi lapangan dilakukan dengan mengadakan studi banding ke beberapa perguruan tinggi yang baru saja melakukan akreditasi. Jamil juga memaparkan secara singkat beberapa komponen dalam instrumen akreditasi, sistem penilaian akreditasi serta membagikan akses untuk semua tendik di Perpustakaan. Diharapkan semua tendik di Perpustakaan dapat memahami bagaimana komponen-komponen akreditasi perpustakaan yang akan dilaksanakan akhir tahun ini.

Kontributor: Rizki Nurfiani Iksanti

Sleman, 19 Desember 2024

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki beberapa karakteristik dan sifat pembeda dengan makhluk lainnya. ”Karakteristik utama manusia diantaranya mampu berinteraksi, berkomunikasi, mempunyai kesadaran sosial, dan mempunyai emosi dan perasaan“, demikian ungkap Suparyitno di Library Lite Perpustakaan UII pada Kamis, 19 Desember 2024 lalu. Suprayitno bercerita mengenai filosofi Urip Iku Urup, sebuah warisan budaya Jawa yang pernah disampaikan pada syiar Sunan Kalijaga di tahun 140 M. Urip Iku Urup atau yang dalam bahasa Indoneia“Hidup itu Nyala” berarti perlu memiliki makna hidup. Hendaknya hidup kita dapat memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang kita berikan tentu akan semakin baik bagi kita maupun orang lain. Tetapi sekecil apapun manfaat yang kita berikan kepada orang lain jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

Urip Iku Urup “Hidup itu Nyala” memilii makna filosofi yang luar biasa. Kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri, berkuasa dan semua hanya untuk diri sendiri, akan tetapi kita lahir untuk saling memberi, saling menolong dan saling membantu sesama tanpa ada rasa pamrih. Selaras dengan Qs. Al Isro‘ ayat 7, yang artinya “Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu untuk dirimu sendiri, Jika kamu berbuat jahat pun, balasannya kamu pikul sendiri“. Yitno menutup kultumnya dengan mengajak untuk hidup tidak hanya tentang diri sendiri tapi menjadi manusia yang ringan menebar manfaat pada masyarakat luas. Hidup seperti itulah yang akan memunyai makna tersendiri.

Sesi berikutnya, diisi oelh Winarno Budi Setiawan yang merupakan salah satu pustakawan senior di Direktorat Perpustakaan UII. Winarnot memaparkan pengalaman kerjanya menjadi bagian dari UII yang dimulai sejak tahun 1990 dan menentukan pilihan menjadi pustakawan di tahun 1993. Pada kesempatan ini Winarno menyampaikan perjuangan-perjuangan Direktur Direktorat Perpustakaan dari masa ke masa. “Tahun 2000 dipimpin oleh ibu Muryanti, M.MS. yang mendorong dan memberikan kesempatan para pustakawan untuk lanjut studi. Kepemimpinan berikutnya oleh Dr. Farham H. M. Shaleh, yang pada masa kepemimpinan beliau upaya pemindahan perpustakaan ke gedung komplek Mohammad Hatta dilakukan. Selanjutnya dalam masa kepemimpinan Joko S. Prianto, M.Hum. menekankan kembali pada studi lanjut bagi pustakawan. Berbeda dengan masa kepemimpinan kali ini, direktur Muhammad Jamil, S.IP. yang lebih mengedepankan pada perpustakaan digital dan efisiensi struktur organisasi untuk efektivitas SDM untuk kemajuan Direktorat Perpustakaan UII” jelas Winarno. Di akhir, Winarno memiliki harapan besar Direktorat Perpustakaan yang memiliki koleksi digital yang up to date, peningkatan fasilitas dan infrastruktur perpustakaan yang memadai, serta konsisten pada pengembangan program literasi dan Pendidikan.

Kontributor: Marni Utami

Sleman, 5 Desember 2024 — 

Fathimah Azzahra, putri Rasulullah SAW merupakan sosok yang kesederhanaannya menggetarkan langit dan bumi. Permata hati Rasulullah ini hidup jauh dari kemegahan. Pekerjaan rumah sehari-hari dilakukannya hingga tangannya memerah. Dikala raut kelelahan memenuhi wajahnya, perasaan kepayahan tak lagi terelakkan, sebagai sosok manusia, wajar jika memohon untuk mendapatkan bantuan. Akan tetapi, hatinya begitu lapang dengan jawaban sang ayah, Rasulullah SAW. yang melipur jiwanya dengan mengajaknya berdzikir, “Wahai putriku, maukah kau kuberikan sesuatu yang lebih berharga? Sebelum tidur, ucapkanlah subhanallah 33 kali, alhamdulillah 33 kali, dan Allahu akbar 34 kali. Itu adalah Penawar bagimu, lebih dari dunia dan segala isinya.” (HR. Bukhari). Berbagai keteladanan dari sosok Fathimah disampaikan Rizki Nurfianni Iksanti, S.Pd. dalam Library Lite edisi kali ini. 

Dari sosok Fathimah, kita belajar memahami bahwa hidup tidak perlu mewah. Hal ini sesuai dengan rambu-rambu pedoman yang Allah firmankan dalam Al-Quran surah Al-Qashas: 60 bahwa kekayaan, jabatan, dan keturunan yang diberikan kepada kita merupakan kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya. Sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan kekal. Rizki menambahkan, melalui kehidupan Fathimah, kita belajar bahwa kesederhanaan adalah mahkota kemuliaan, ketundukan adalah perhiasan hati, dan keikhlasan adalah penawar diri. Karena sejatinya dunia adalah tempat singgah, sedangkan ketundukan pada Allah yang akan kekal abadi. Di dunia yang sementara ini, Rizki mengajak kita untuk mencapai kedamaian dari kesederhanaan, rasa syukur, dan pentingnya mengingat Allah dalam keseharian karena di sanalah kita dapatkan kekayaan yang sejati. 

Pada sesi selanjutnya, Husna Amalina Sholihah, S. IP menyampaikan materi berjudul Sumbangsih Perpustakaan Islam terhadap Renaisans di Eropa. Perpustakaan dengan perannya sebagai agen perubahan bagi sebuah peradaban, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebangkitan peradaban Eropa. Masyarakat Islam lebih dahulu maju dari Eropa. Mereka antusias mengoleksi buku, telah membudayakan kegiatan membaca dan menulis, sehingga terbebas dari buta huruf. Hal-hal tersebut melatarbelakangi penyebaran pendidikan dan berkembangnya perpustakaan. Husna menambahkan, Andalusia telah memiliki lampu penerangan di saat istana di Eropa belum memiliki kamar mandi. Husna juga mengutip Antropolog Eropa Gustove Lo Bone yang menyampaikan, “Berhentinya laju kaum muslimin menaklukkan Eropa adalah berhentinya penyebaran ilmu pengetahuan. Anak jalanan di Cordova bisa membaca dan menulis, sementara raja-raja Eropa tidak tahu bagaimana cara menulis nama mereka sendiri.” Dari pemaparan Husna, kita melihat betapa pentingnya literasi. Literasi menjadi faktor mendasar dari berkembangnya bangsa. 

Titik balik kebangkitan Eropa terjadi pada masa Renaisans. Sejarawan selama ini menganggap bahwa Renaisans menjadi starting point perkembangan peradaban Eropa. Di masa Renaisans, saluran transmisi keilmuan didapatkan dari 3 jalur yakni Andalusia (di bawah kepemimpinan Islam), Sisilia, dan pasukan Perang Salib. Andalusia dan Sisilia mendominasi proses kontak intelektual baik itu dari segi pembelajaran maupun penerjemahan. Saat itu Andalusia banyak memiliki universitas dan perpustakaan yang buku-bukunya banyak didatangkan dari Timur seperti Persia dan Baghdad. Sebaran sarjananya kemudian menjadi faktor pendorong yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Eropa. Dari Universitas Islam, Eropa mendapatkan inspirasi. Pembangunan universitaspun dimulai dari Paris University, membuka cabangnya di Oxford, atau yang kini kita kenal sebagai Oxford University, dan di kemudian hari melahirkan Cambridge University. Dalam sesi diskusi, kejayaan perpustakaan Islam Andalusia dibahas dan dikorelasikan dengan pimpinan pada masa tersebut. Diskusi ditutup dengan kesimpulan bahwasannya gagasan besar lahir dari literasi yang cukup.  Sedang gagasan akan dapat terlaksana secara masif, terstruktur, dan memberikan pengaruh yang besar ketika disertai dukungan solid dari sosok pimpinan selaku pemangku kebijakan dan anggaran.

Kontributor: Mufida Nur Arifah

Sleman, 24 Oktober 2024

Kisah Nabi Yusuf A.S. merupakan kisah paling baik dalam Al-Qur’an atau yang dikenal dengan ahsanul qashash karena disebutkan begitu lengkap dan runtut dalam satu Surah Yusuf. Ada begitu banyak keistimewaan dalam Surah Yusuf yang disampaikan oleh penceramah Library Lite kali ini yaitu Mufida Nur Arifah bertajuk “Tadabur Qur’an Surah Yusuf, Di Balik Ketampanan Nabi Yusuf”. Terlepas dari wajahnya yang rupawan, Nabi Yusuf mempunyai kepribadian yang menawan. Menurut Syekh Amru Khalid dalam karyanya Khowatir Qur’aniyah menyebutkan bahwa Surah Yusuf menggarisbawahi lika-liku kehidupan sosok Nabi Yusuf daripada membahas kisah kenabian beliau. Nama Yusuf berasal dari bahasa Ibrani yang artinya Hamba yang sering meminta ampunan kepada Allah Swt. Surah Yusuf diturunkan sebagai penguat dakwah Rasulullah SAW. yang masih berjuang di Kota Mekkah sekaligus pelipur lara karena menghadapi periode amul huzni. Pelajaran yang bisa dipetik dari rentetan kehidupan Nabi Yusuf di antaranya adalah mampu memaafkan perbuatan para saudaranya, bersabar dengan diskriminasi yang dialami, dan meyakini bahwa segala yang terjadi merupakan karunia dari Allah Swt.

Selanjutnya Arif Cahyo Bachtiar tampil sebagai pemateri yang membedah tentang “Upaya Pengembangan Peran Perpustakaan dalam Pelestarian Pengetahuan di UII”. Perpustakaan Pusat UII berada di Gedung Mohammad Hatta yang juga terdiri dari Gallery, Library, Museum, dan Sites (Candi). Keseluruhannya menjadi modal informasi yang besar untuk dikembangkan dan dilayankan. Pengelolaannya bisa dilakukan oleh perpustakaan yang tentu memerlukan platform pendukung untuk mewujudkannya. Di tengah sesi, Arif mendemonstrasikan Hatta Gateway, yaitu sebuah portal temu kembali informasi berkonsep subject guide yang memuat hasil indeks beragam informasi dan pengetahuan di kompleks Gedung Mohammad Hatta meliputi Galeri (Gallery), Perpustakaan (Library), Museum, dan Candi (Situs/Site) atau GLMS. Akronim GLMS merupakan modifikasi dari konsep GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum) yang sudah banyak berkembang di mancanegara. Aplikasi yang digunakan pada Hatta Gateway bernama ‘Subject Plus’ yang bisa diisikan informasi seputar lokasi, deskripsi singkat, hingga pranala luar. Kegiatan ini mengasah kemampuan pustakawan dalam mengkurasi informasi. Peran perpustakaan dan pustakawan dalam hal ini antara lain 1) Mempersiapkan konsep sistem baik segi software, hardware maupun brainware 2) Kurasi data dan informasi 3) Menyusun record berdasarkan sumber informasi 4) Pengembangan lebih lanjut melalui kerja sama dengan pihak lain, mengembangkan kompetensi SDM, pengembangan sistem, dan diseminasi. Saat ini, Hatta Gateway bisa diakses padd lama library.uii.ac.id/guide dan masih akan terus dikembangkan.

Kontributor: Husna Amalina Sholihah

Sleman, 10 September 2024

Berapapun rezeki yang kita dapatkan, ketika disertai rasa syukur maka akan Allah Swt cukupkan. Begitulah pesan yang Joko Sugeng Priyanto sampaikan pada permulaan kultumnya dalam agenda Library Lite Bulan September kali ini.  Di bawah judul “Hikmah Perjalanan Hidup”, Joko menguraikan bagaimana perjuangan beliau memulai perjalanan meniti karir di UII sembari bekerja sambilan di malam hari, melanjutkan pendidikan melalui tugas belajar mulai dari D3 di UGM, S1 di UIN Sunan Kalijaga, hingga menerima beasiswa S2 dari kementerian Agama Indonesia di UI Jakarta. Berbagai rintangan tentu tak luput dalam menemani perjalanan hidupnya. Namun kehadiran rintangan merupakaan keniscayaan yang menguatkan kepribadian. Sembari mengungkapkan rasa syukur dan menyampaikan motivasi, Joko menyampaikan kembali perihal rezeki. Bahwasannya, rezeki bukan hanya berupa harta. Namun keluarga sakinah, lingkungan kerja yang baik, teman dan keturunan yang shalih/ah juga bagian dari rezeki yang perlu disadari dan disyukuri.

Lebih lanjut, Joko berbagi terkait bagaimana menjalankan amanah. Seseorang perlu menghadirkan sikap positif, baik itu positive thinking maupun feeling dalam mengerjakan berbagai tanggung jawab kehidupan. Contohnya dengan menjadi pribadi yang terbuka, komunikatif, dan mau menerima masukan yang bersifat konstruktif. Dengan kedua sikap positif tersebut, seseorang akan lebih mudah menjalani amanah sekaligus memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja atau partnernya menjalani kehidupan. Kedua manfaat positif tersebut menjadi faktor pendukung yang perlu dimaksimalkan. Mengingat kelak semua peran yang kita jalani akan dimintai pertanggungjawaban. Joko mengingatkan, dalam mengarungi perjalanan kehidupan yang panjang ini agar tak mudah menyerah, seseorang perlu menjaga hatinya dalam kondisi yang optimis. Sebagai hamba, melangitkan harap melalui doa-doa adalah salah satu cara untuk memupuk sekaligus menyalurkan optimisme. Joko merasakan bahwa proses panjang pendidikannya merupakan akumulasi hadiah Allah atas doa yang tidak hentinya dipanjatkan. Pun ketika doa tidak dikabulkan, in syaa Allah, ada pahala yang Allah Swt. catatkan. Untuk mencapai terkabulnya doa, manusia tentu perlu berusaha.  Penting bagi kita mengusahakan yang terbaik untuk amanah yang sedang diemban, dan mimpi yang harus dipertaruhkan.

Sesi selanjutnya, Muhammad Jamil menyampaikan materi pengenalan dan praktik mengenai sistem automasi perpustakaan dengan dasar aplikasi SLiMS (Senayan Library Management System) bernama SimPustaka yang akan diterapkan di lingkungan Perpustakaan UII termasuk pada perpustakaan fakultas. Perpindahan sistem ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan lapangan yang terus mengalami perkembangan. SimPustaka akan diterapkan sebagai ganti dari SIMPUS yang telah digunakan di lingkup Perpustakaan UII sejak tahun 2001. Apliksi SLiMS dipilih karena kemudahan aksesibilitas dan dukungan komunitas sehingga memberikan fleksibilitas dalam proses data transfer hingga maintenance. Selain itu, dengan menggunakan SLiMS, perpustakaan bisa melakukan pengembangan sistem secara mandiri. Jamil kemudian menyampaikan tutorial pengoperasian SimPustaka yang meliputi users, members, circulation, hingga bagaimana entry data bibliography dari bahan pustaka.  Di akhir, Arif Cahyo Bachtiar selaku MC dari Library Lite kali ini, merangkum pertanyaan serta usulan yang telah audience sampaikan lalu menutup kegiatan ini dengan bacaan tahmid dan doa kafaratul majelis.

Kontributor: Mufida Nur Arifah