Library Lite Desember 2024

Sleman, 19 Desember 2024

Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki beberapa karakteristik dan sifat pembeda dengan makhluk lainnya. ”Karakteristik utama manusia diantaranya mampu berinteraksi, berkomunikasi, mempunyai kesadaran sosial, dan mempunyai emosi dan perasaan“, demikian ungkap Suprayitno di Library Lite Perpustakaan UII pada Kamis, 19 Desember 2024 lalu. Suprayitno bercerita mengenai filosofi Urip Iku Urup, sebuah warisan budaya Jawa yang pernah disampaikan pada syiar Sunan Kalijaga di tahun 140 M. Urip Iku Urup atau yang dalam bahasa Indoneia“Hidup itu Nyala” berarti perlu memiliki makna hidup. Hendaknya hidup kita dapat memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Semakin besar manfaat yang kita berikan tentu akan semakin baik bagi kita maupun orang lain. Tetapi sekecil apapun manfaat yang kita berikan kepada orang lain jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

Urip Iku Urup “Hidup itu Nyala” memilii makna filosofi yang luar biasa. Kita dilahirkan di dunia ini bukan untuk berdiri sendiri, berkuasa dan semua hanya untuk diri sendiri, akan tetapi kita lahir untuk saling memberi, saling menolong dan saling membantu sesama tanpa ada rasa pamrih. Selaras dengan Qs. Al Isro‘ ayat 7, yang artinya “Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu untuk dirimu sendiri, Jika kamu berbuat jahat pun, balasannya kamu pikul sendiri“. Yitno menutup kultumnya dengan mengajak untuk hidup tidak hanya tentang diri sendiri tapi menjadi manusia yang ringan menebar manfaat pada masyarakat luas. Hidup seperti itulah yang akan memunyai makna tersendiri.

Sesi berikutnya, diisi oelh Winarno Budi Setiawan yang merupakan salah satu pustakawan senior di Direktorat Perpustakaan UII. Winarnot memaparkan pengalaman kerjanya menjadi bagian dari UII yang dimulai sejak tahun 1990 dan menentukan pilihan menjadi pustakawan di tahun 1993. Pada kesempatan ini Winarno menyampaikan perjuangan-perjuangan Direktur Direktorat Perpustakaan dari masa ke masa. “Tahun 2000 dipimpin oleh ibu Muryanti, M.MS. yang mendorong dan memberikan kesempatan para pustakawan untuk lanjut studi. Kepemimpinan berikutnya oleh Dr. Farham H. M. Shaleh, yang pada masa kepemimpinan beliau upaya pemindahan perpustakaan ke gedung komplek Mohammad Hatta dilakukan. Selanjutnya dalam masa kepemimpinan Joko S. Prianto, M.Hum. menekankan kembali pada studi lanjut bagi pustakawan. Berbeda dengan masa kepemimpinan kali ini, direktur Muhammad Jamil, S.IP. yang lebih mengedepankan pada perpustakaan digital dan efisiensi struktur organisasi untuk efektivitas SDM untuk kemajuan Direktorat Perpustakaan UII” jelas Winarno. Di akhir, Winarno memiliki harapan besar Direktorat Perpustakaan yang memiliki koleksi digital yang up to date, peningkatan fasilitas dan infrastruktur perpustakaan yang memadai, serta konsisten pada pengembangan program literasi dan Pendidikan.

Kontributor: Marni Utami