Text-Jamil
Nyai dan Pergundikan di Hindia Belanda
Sejarah para perempuan dalam buku Nyai & Pergundikan di Hindia Belanda ini memberi pemahaman kepada kita mengenai pola hubungan pada zaman kolonial, dalam proses kemunculan para Indo dan posisi perempuan Indonesia (dan ketidakadilan yang diterimanya). Pengetahuan mengenai hal ini tidak hanya penting untuk masa lalu, tapi juga untuk masa kini dan masa depan. Manusia yang tidak mengenal sejarahnya, tidak akan dapat menentukan posisinya dimasa kini dan tidak tahu bagaimana harus menentukan posisinya di masa kini untuk disebarluaskan. Dengan demikian, para perempuan ini akan mendapat tempat dalam sejarah di negeri asalnya, Indonesia. Adapun beberapa judul tulisan nama perempuan yang terdapat didalam buku ini meliputi Lamira dengan anak-anaknya; Djelema atau Oma Pet sekitar 1935; Saila di masa tuanya; Goei La Nijo Tan sekitar 1870; Gouw Pe Nio dan Jurjen; Katijem di masa tuanya; Tjoe Tanah bersama para putrinya; Djoemiha bersama keluarganya; Entjih pada 1940-an; Marie atau Olus di dalam kebunnya; Srie bersama keluarganya; Sarina pada 1940-an; Minah dan Thomas bersama anak-anak mereka; Sina sekitar 1920; Roebiam bersama kedua putrinya; Maria Aprilia sekitar 1910; Soeboer bersama anak-anak dari suami Pribuminya.(https://www.pustaka-bpnbkalbar.org/pustaka/nyai-pergundikan-di-hindia-belanda)
210000405 | 306.736 Baa n | Available - English |
No other version available